Senin, 11 April 2016

April Datang Terlambat Kali ini


badai akan berlalu dengan damainya, selain meninggalkan luka. selebihnya adalah nestafa. tak ada yag ganggu tak ada yang berani meniru. semua akan berakhir pada tempat yang jelas arahnya, tak ada bisa dipercepat ataupun dilambatkan. ibaratkan pada daun yang dipetik akan berbeda rasanya daun yang jatuh dihembus angin. badai.

sabar ada batas dan masanya, sayang. batas yang sama sekali tidak indah. engkau bisa mengakhiri dengan cepat, atau biarkan ia berjalan dengan sendirinya. masa itu akan tiba, dan engkau boleh tidak suka.

hujan datang rintik nan basah, April datang terlambat kali ini. berkali dibuat janji, tak sampai menepati. engkau tak perlu tergesa-gesa mengantar payung, sebelum kesedihanmu kali ini benar benar pecah. kala akan datang kesedihan, akan ditemukan pada wadah dan bentuknya. airmata sedang mengalir sendiri, menganak sungai dan engkau biarkan ia pergi, menjauh.

kau mungkin tak bisa lagi rindukan masa itu. kau boleh kembali atau tidak ke sini. ada banyak cerita-cerita luka yang tak pernah lelah, membuat kita saling jatuh cinta. mengantar jarah pada waktu yang tak pernah pasti. tetapi, sebelum masa itu benar benar tiba, aku masih menunggu dan membuka ruang itu.

untuk kita sama sama membangun sebuah cerita baru. tentang harapan, tentang masa depan. menunggumu, memperpanjang waktuku. tapi aku tak pernah peduli pada lamanya itu.

Kamar Seribu Bayangan, 12 April 2016

Sabtu, 09 April 2016

Sampai Masa Akan Tiba

sampailah pada masa waktunya akan tiba, tentang rindu tak akan berbalas rindu.  setiap perasaan akan menemukan muara yang saling berjuang. bukan pada yang ingin diperjuangkan. Kita akhirnya harus memilih, membunuh kenangan pada rasa dari masing masing yang ada. kita akhirnya memilih menyerah pada keadaan yang sudah ada. tak ada dendam, tak ada kebencian. engkau masih ingat saat pertama kali kita bertemu pada statiun kereta di simpang lima? di bawah rintik sambil menunggu hujan reda.

aku menghampiri karena terpanggil atas tubuhnya yang sedang gugup. di balik kedinginan, engkau benar benar seorang yang dingin. aku melihat, air matamu becampur dengan basah hujan. kepada apa lagi wanita menghamba kesedihan selain dari meneteskan air mata?

secinta-cintanya kamu sekarang, ingatkan pada dulu pernah ada orang yang hadir dalam diri kita masing masing. tapi kemudian lepas landas dan merasakan kesepian ke sekian kali. kita mesti melanjut hidup, tapi dengan membunuh kenangan pada mantan kekasih kita masing masing. tak ada yang perlu diratapi akan kesendirian. jika engkau sepakat, mari kita berjuang dan bahagia bareng-bareng. itu lebih indah yang kita bayangkan.


‪#‎TelanBeko‬
SelayangPandang. Diberdayakan oleh Blogger.